Islam mengakui tentang kebaikan perempuan, tidak pernah ada sejarah tentang Islam mendiskreditkan kedudukan perempuan dimata sosial, karena salah satu alasan tuhan menciptakan perempuan adalah untuk menemani perjalanan seorang laki-laki, bukan sebagai pelengkap, setelah tidak butuh lalu pergi. Maka dari itu Islam tidak merelakan perempuan untuk diasingkan.
Dalam sejarah kelam, perempuan pada masa haid di kesampingkan, tidak disatukan dalam satu tempat karena dianggap sebagai pembawa masalah. bukan hanya itu saja, bahkan sebelum Islam datang, jika ada seorang yang melahirkan bayi perempuan maka akan mereka bunuh dengan cara di kubur hidup-hidup. Sungguh suatu kebiasaan yang tidak pantas dilakukan apalagi oleh seorang laki-laki yang notabenenya adalah sebagai pelindung.
Jika boleh dikatakan, perempuan ada bukan untuk dijadikan bahan pelampiasan, bukan juga barang perjudian, tapi untuk kebaikan bagi setiap insan. Jika KH. Husein Muhammad mengatakan "Perempuan adalah ibu manusia.” Maka saya pribadi mengatakan “Perempuan adalah simbol kehormatan.” Sebab apabila seorang perempuan mengalami kekerasan dan ketidakadilan, pasti itu adalah sebuah bentuk kehancuran seorang laki-laki.
Menyikapi perkataan KH. Husein Muhammad adalah benar, sebab semua manusia lahir melalui perempuan, dialah yang mengandungnya di dalam rahimnya dan mendekapnya erat-erat dalam pelukannya. Dialah yang menyusuinya dan memberinya makan dari darah dan hatinya. Bagi seorang suami, perempuan adalah tulang rusuknya yang harus dijaga. Dia tempat berpulang yang indah, tempat mengadu keluh dan kesah. Dialah yang membuat kita mengerti tentang kehidupan.
Dalam dunia nyata, pernahkah kita dengar keluh kesah dari seorang perempuan dalam melayani segala bentuk kebutuhan kita (suami, anak), pernahkah kita dengar dari lisan beliau “nak, saya capek melayani ayahmu, saya capek melayani kamu. Bisakah kamu menggantikan saya?” Ternyata tidak! kita tidak pernah menemukan perkataan seperti itu keluar dari lisan seorang ibu. Semuanya murni dia lakukan karena dia sangat menyayangi keluarganya, padahal pekerjaan itu bukan kewajibannya. Dalam kitab Nihayatul mukhtaj ila syarhil minhaj dikatakan bahwa pekerjaan rumah seperti mengepel, mencuci, memasak dan lain sebagainya bukanlah pekerjaan seorang istri, melainkan kewajiban seorang suami. Akan tetapi mengapa masih banyak ditemukan hal itu terjadi, bukankah kewajiban perempuan adalah hanya untuk melayani suami sebagai istri (ranjang) dalam syarat tertentu. Sungguh kebaikan perempuan itu nyata jika dilihat dalam fakta sosial, tapi mirisnya tidak terbaca secara perasaan.
Jalaludin Rumi juga mengatakan
انما المراة من نور الله. فهى ليست مجرد حبيبة. او حتى مخلوقة. بل انها خلاقة
Artinya: “Perempuan lahir dari cahaya Tuhan. Ia tak hanya seorang kekasih atau yang tercipta, tetapi dialah kreator”.
Maka saya juga akan mengatakan bahwa "perempuan laksana air yang akan selalu memberi kehidupan bagi tanah gersang, tanpa air kita tidak bisa menjalani kehidupan secara normal", maka dari itu tuhan mengabadikan penciptaan perempuan dalam al-Qur’an terdapat pada pada Qs. an-Nisa [4]: 1, Qs. al-A’raf [7]: 189, dan Qs. az-Zumar [39]: 6.
Wahbah az-Zuhaili juga mengatakan bahwa perempuan diciptakan dari tulang rusuk laki-laki berdasarkan hadis nabi yang diriwayatkan oleh Bukhari Muslim. Maka dari itu sebagai laki-laki kita harus menjaga perempuan itu agar tidak patah.
Tulisan ini saya buat untuk memberikan pemahaman terhadap diri sendiri tentang betapa besarnya pengorbanan seorang perempuan dalam hidup kita.
Pamekasan 07 Februari 2024
*Ilustrasi gambar dari Instagram @_zukkk